­

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magnaaliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exer ull labo nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor aliquip.

Siapa KPRM PRD?

Saya sendiri bukan bagian dari mereka. Saya sekedar simpatisan yang patah hati melihat perkembangan ini. Dari blog mereka, http:// kprm-prd.blogpot.com. Saya mendapat informasi bahwa sebenarnya Komite Politik Rakyat Miskin (KPRM)–PRD adalah sebagian PRD yang menolak menanggalkan politik rakyat miskin, dan menolak politik parlementaris—apalagi politik parlementaris-oportunis.

KPRM–PRD berdiri karena sebuah paksaan dari kekuatan otoritas-mayoritas Pimpinan PRD yang ke¬mudian menjadi keputusan resmi internal partai. Mereka mendesakan terjadinya perpecahan/pembelahan dalam partai atas posisi politik pada pemilu 2009. Otoritas-mayoritas pimpinan PRD lebih memilih melakukan politik parlementaris yang opurtunis. Sebaliknya, mereka (minoritas) yang mendukung politik 'membangun gerakan rakyat' justru diusir dari partai.

Sesungguhnya Politik (alternatif) Rakyat Miskin adalah posisi politik Partai Rakyat Demokratik (PRD) sejak awal berdirinya. Ini adalah politik yang meletakkan perubahan dan kemenangan rakyat dilandaskan pada kekuatan sendiri, berdasar pada kekuatan gerakan.

Posisi politik itu lah yang sekarang ditanggalkan oleh sebagian Pimpinan PRD—yang menyebut diri sebagai kaum mayoritas dalam PRD—seiring dengan kepentingan mereka untuk meleburkan diri (secara ideologi, politik, organisasi) ke dalam persatuan pemilu bersama PBR. Yang notabene PBR sendiri merupakan sebuah partai reformis gadungan, sekaligus sekutu pemerintahan agen imperialis. Dan itu dilakukan pimpinan (mayoritas) PRD demi mendapat kesem¬patan masuk parlemen.

Sekarang, posisi tidak demokratik atas pembelahan yang dilakukan para pimpinan (mayoritas) PRD, sudah dimengerti sebagai kelaziman yang harus mereka lakukan sebagai konskuensi posisi politik oprtunisnya.

Selanjutnya, yang lebih penting bagi KPRM-PRD, adalah berposisi nyata dalam pembangunan politik (alternatif) rakyat miskin bersama kekuatan gerakan rakyat lainnya. Namun demikian, bukan berarti KPRM-PRD berlepas tangan terhadap kehancuran politik kerakyatan PRD. Seiring dengan dinamika pembangunan gerakan rakyat, kawan-kawan di KPRM-PRD akan tetap melanjutkan dan menguatkan perjuangan internal agar dapat mengembalikan PRD sebagai alat perjuangan politik rakyat miskin (baca: mengembalikan PRD pada garis ideologinya).

Terhadap situasi ekonomi-politik sekarang, kaum gerakan dituntut untuk sanggup me¬neliti, menyimpulkan dan mengambil tanggung jawab. Rakyat semakin hari bertambah gamblang mengerti atas bertumpuknya persoalan yang nyata mereka hadapi. Semakin terbuka pula bagi kaum gerakan untuk menjelaskan kaitan persoalan sehari-hari rakyat dengan jaring penindasan imperialisme, bahkan bisa melampui atau menembus beribu ilusi yang terus dipertebal demi menutupi ketertundukan penguasa terhadap kepentingan imperialisme. Sekaligus terdapat harapan perubahan sejati bagi rakyat, bila kekua¬tan rakyat sendiri (dengan kaum gerakan di dalamnya) sanggup mencipta jaring perlawa¬nan rakyat, yang luas dan semakin menyatu.

Politik rakyat miskin dalam wujud nyatanya adalah perluasan dan penyatuan perlawanan rakyat, penyatuan mobilisasi-mobilisasi rakyat dengan mengusung tuntutan dan jalan keluar persoalan ekonomi-politik rakyat. Mobilisasi ini harus terus meluas dan mengisi setiap ajang politik rakyat, dan pemilu hanya lah salah satunya. Namun apapun ekspresi politik dari gerak politik rakyat miskin, hal utama yang tidak boleh dikompromikan ada¬lah posisi untuk TIDAK dicampuri, TIDAK disubordinasi atau lepas dari pengaruh, dan (apalagi) TIDAK boleh dileburkan, dengan kekuatan pemerintah agen imperialis, tentara, sisa ORBA dan reformis gadungan. Ya, politik rakyat miskin adalah politik altenatif (tandingan) yang berbasiskan pada kekuatan perlawanan rakyat sendiri, dengan prinsip non-kooperasi dan non-kooptasi dalam berhadapan dengan musuh-musuh rakyat.

Sesulit apapun, pembangun kekuatan perlawanan rakyat harus tetap dikerjakan, harus diatasi dan tidak boleh dihindari. Metode mobilisasi tiga bulanan adalah salah satu upaya yang disodorkan, dan terus bisa dikembangkan, untuk memperluas kekuatan perlawanan rakyat, membangun kesadaran politik, sekaligus mewujudkannya dalam metode perjuangan rakyat: menuntut dengan mobilisasi massa. Atas nama kemudahan-kemudahan untuk berkuasa (dengan alasan bisa melakuakan revolusi dari atas), termasuk menjadi parle¬mentaris-oportunis, sejatinya sudah menanggalkan arah sejati perjuangan rakyat, sudah melepaskan diri dari politik kerakyatan.©

0 comments:

Posting Komentar