­

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magnaaliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exer ull labo nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor aliquip.

Hugo Chavez

diamibil dari materi bacaan KPRM PRD

• Hugo Chavez sering dikatakan sebagai kelanjutan cita-cita dan prinsip-prinsip Simon Bolivar, tokoh nasionalis revolusioner anti penjajahan Spanyol, yang dikagumi oleh rakyat-rakyat berbagai negeri Amerika Latin. Gagasan-gagasan besar Simon Bolivar itu kemudian dikembangkan jadi garis revolusioner untuk mengubah negeri, pemerintahan dan masyarakat Venezuela.

• Revolusi Bolivarian ini disebut juga sosialisme Bolivarian, atau sosialisme revolusioner dan demokratik, atau sosialisme partisipatif, yang kemudian juga dinamakan sosialisme abad ke-21. Sosialismenya Hugo Chavez mengakui perlunya pluralisme politik. Menurut kata-kata Hugo Chavez: "Kita sebutkan Bolivarian, tetapi itu adalah sosialisme. Kita harus menciptakan kembali sosialisme!" (Nous l’appelons bolivarienne, mais c’est du socialisme. Nous devons réinventer le socialisme! – Latin Reporter 2/5/05).

• Hugo Rafael Chávez Frías alias Hugo Chavezlahir pada 28 Juli 1954. 5 Juli 1975 lulus dari Venezuelan Academy of Military Sciences. Setelah lulus dari akademi militer meneruskan pendidikannya di bidang ilmu politik pada Simón Bolívar University di Caracas, ibukota Venezuela.

• Peran penting yang dilakukan Chávez, dimulai ketika ia memimpin sekelompok perwira menengah di tubuh angkatan darat Venezuela, yang dinamakannya Simón Bolívar Revolutionary Movement. Kelompok ini kemudian melakukan kudeta bersenjata pada 4 Februari 1992 yang bertujuan menggulingkan presiden Perez, seraya berjanji akan memulihkan patriotisme dan kepentingan bersama rakyat Venezuela.

• Kudeta militer berakhir dengan kegagalan. Chávez pun dijebloskan ke dalama penjara selama dua tahun. Namun Chavez telah dianggap sebagai seorang pembebas: Sebagai perwira menengah berusia 38 tahun, kepahlawanan Chávez mulai dikait-kaitkan dengan nama besar pejuang Venezuela di masa lalu, Simón Bolívar, Simón Rodriguez (guru dan pembimbing Bolivar) dan Ezequiel Zamora (seorang jenderal di abad ke-19 yang mendistribusikan tanah kepada para tentara).

• Setelah dua tahun mendekam dalam penjara, atas permaafan (amnesti) dari presiden Rafael Caldera, Chávez bersama seluruh tahanan politik dari sipil maupun militer yang terlibat dalam kudeta yang gagal, diperkenankan menghirup udara bebas. Sementara itu, kondisi ekonomi di masa Caldera tidak menampakkan tanda-tanda membaik. Devaluasi mata uang yang dilakukan pemerintah telah menyebabkan peningkatan inflasi sebesar 70.8 persen pada 1994. Demikian juga dengan harga dan pertukaran semakin mengalami tekanan. Di masa Caldera, agenda privatisasi semakin menjadi-jadi: investasi asing meningkat, harga minyak semakin tinggi – tetapi kemiskinan juga ikut bertambah.

• Dalam situasi ini, Chávez yang telah menjelma sebagai tokoh nasional mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu Desember 1998. Kini ia menjadi tokoh sentral dimana kekuatan anti oligarki yang kecil dan terserak-serak berpusat pada dirinya.

• Berdasarkan pada kegagalan gerakan di masa lalu, Chávez memutuskan terlibat dalam proses politik demokrasi elektoral untuk merebut kekuasaan politik. Dalam keadaan dimana tak ada gerakan revolusioner yang kuat, sebuah gerakan politik bersenjata tak lebih sebagai usaha bunuh diri. Dengan berbendera organisasi Movimento Quinta República (MVR) atau the Fifth Republic Movement, ia berkeliling ke seluruh negeri dengan mengusung tema-tema kampanye yang tak bergeser dari gagasan awal ketika melakukan kudeta pada tahun 1992: The Fifth Republic ini merupakan koalisi dari berbagai kelompok, yang terutama adalah MAS, Patria Para Todos, and the Communist Party.

• Kritisisme terhadap privatisasi besar-besaran dan menjadikan perang melawan korupsi, baik pada level pemerintahan sipil maupun di dalam tubuh militer, sebagai slogan utamanya. Selama masa kampanye itu pula, Chávez berulangkali mengatakan bahwa Venezuela membutuhkan sebuah republik baru dan sebuah gerakan baru yang dibentuk dengan tujuan melawan segala kebobrokan yang terjadi di masa lalu.

• Hasil akhir pemilu 6 Desember 1998 menempatkan Chávez sebagai pemenang dengan jumlah suara sebesar 56.2 persen (3,673,685 suara), sebuah kemenagan terbesar yang berhasil diraih seorang kandidat presiden dalam empat dekade terakhir.

• Setelah memenangkan kursi kepresidenan, program pertama Chávez adalah menggelar referendum (referenda) pada 25 April 1999 untuk menyusun sebuah dewan konstituante (Constituent Assembly), yang dilanjutkan dengan pemilihan anggota konstituante pada 25 Juli 1999.

• Di bawah Dewan Konstituante yang baru tersebut, pemerintahan baru ini berhasil mengesahkan sebuah konstitusi baru yang menjamin dihormatinya hak-hak sosial, politik, ekonomi dan budaya rakyat Venezuela.

• Di bawah naungan konstitusi baru ini, Chávez kemudian melakukan pemilihan presiden, deputi, gubernur dan walikota di seluruh Venezuela pada 30 Juli 2000. Pemilihan kembali ini bagi Chávez seperti mau menguji dukungan rakyat pada dirinya, dan terbukti ia memang kembali terpilih sebagai presiden dengan memenangkan 120 dari 131 kursi dewan.

0 comments:

Posting Komentar